05 Sep 2023
  Humas DIY Berita,

Pruning Pertama Indigofera, Alternatif Pakan Ternak dan Pengganti Batubara

Gunungkidul (05/09/2023) jogjaprov.go.id - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menandatangani nota kesepakatan bersama dengan PT PLN (Persero) tentang pengembangan potensi daerah dalam mendukung transisi energi dan Net Zero Emission (NZE). Selain itu juga telah ditandangani pula nota kesepakatan bersama antara Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat dengan PT PLN EPI tentang pemberdayaan masyarakat DIY dalam mendukung transisi energi dan NZE. Dari kesepakatan tersebut, terwujudlah program pengembangan Ekosistem Green Economy di Kalurahan Gombang dan Kalurahan Karangasem, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.

Sebanyak 50.000 bibit pohon ditanam pada lahan seluas 30 hektare yang terdiri dari Jati Putih, Gamal, Kaliandra, dan Indigofera pada 14 Maret 2023. Tanaman yang dipilih telah dikhususkan sesuai dengan kondisi tanah Gunungkidul yang cenderung kering dan tandus. Setelah berusia kurang lebih 6 bulan, Pemda DIY bersama perwakilan dari PT PLN dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melaksanakan agenda Pruning Perdana Pakan Ternak serta Pembibitan Tanaman Multifungsi Pakan Ternak Biomassa di Kalurahan Gombang, pada Selasa (05/09).

Tanaman yang menjadi sampel kali ini adalah jenis Indigofera. Tanaman Indigofera memiliki keunggulan tahan kekeringan, produktif (bisa dipanen setelah usia 6 bulan), disukai ternak, serta memiliki nutrisi tinggi terutama protein. Setelah 1 – 1,5 tahun batang dari pohon tersebut termasuk tanaman biomassa lainnya, bisa digunakan sebagai energi yang akan digunakan untuk cofiring di PLTU PLN Indonesia. Sehingga penggunaan batubara bisa dikurangi dan energi yang dihasilkan semakin ramah lingkungan.

Agenda ini dihadiri oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kapolda DIY Irjen. Pol. Suwondo Nainggolan, Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PT PLN Energi Primer Indonesia Bagus Setiawan, Direktur Biomassa PT PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko, Bupati Gunungkidul H. Sunaryanta, Penghageng Kawenadanan Hageng Panitrapura GKR Condrokirono serta Raden Mas Gusthilantika Marrel Suryokusumo.

Sebelum melaksanakan pruning bersama, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta tamu undangan menyaksikan produk sampingan dari abu batubara yang diolah menjadi paving, batako, dan pupuk FABA.  “Saya kedua kalinya menyampaikan terimakasih kepada PLN pusat, di mana kita akan menyaksikan untuk pertama kali dari program yang baru dikembangkan. Yaitu untuk pengganti biomassa maupun untuk produk sampingannya atau yang sebetulnya itu sisa dari batubara untuk di manfaatkan bagi kepentingan publik. Jelas harganya jauh lebih murah daripada produk yang semestinya. Kami ingin semua itu bisa dikembangkan untuk menjaga lingkungan,” ungkap Sri Sultan.

Sri Sultan menjelaskan produk-produk yang dihasilkan dari abu batubara tersebut akan digunakan di DIY. Misalnya bahan bangunan untuk memperbaiki rumah-rumah yang sudah tidak layak huni serta pupuk FABA sebagai pupuk tanaman biomassa. “Harapan saya masyarakat bisa melihat dan merasakan sendiri untuk menilai. Masyarakat di sini kalau belum ada contoh yang kongkrit itu belum mau, bagi saya itu wajar. Karena para petani untuk survive itu tanahnya juga tanah yang tidak subur. Jadi untuk membangun keyakinan untuk tidak rugi risiko itu diperhitungkan dengan sangat detail.

Direktur Manajemen Human Capital dan Administrasi PT PLN Energi Primer Indonesia Bagus Setiawan mengatakan kerjasama dengan DIY, PLN EPI dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat menjadi bagian dari program pengembangan sircular ekonomy berbasis keterlibatan masyarakat yang dikemas dalam program pengembangan green economy untuk medukung NZE. “Sebagaimana kita ketahui 6 bulan yang lalu telah dilakukan pilot project secara gotong-royong di Gunungkidul berupa penanaman pohon multifungsi pakan ternak sekaligus sumber biomassa dengan memanfaatkan pupuk organik FABA dari PLTU Pacitan dan PLTU Adipala,” ungkapnya.

Mengenai pupuk efektivitas pupuk FABA ini, RM Gusthilantika Marrel Suryokusumo mengungkapkan telah dilakukan penelitian secara khusus. Data yang diperoleh bisa menjadi landasan yang akurat bagi pengembangan program serta turut meyakinkan masyarakat untuk menggunakan pupuk FABA. “Kemarin kita melakukan sedikit percobaan dimana ada tanaman yang ditanam menggunakan pupuk FABA dan juga tidak menggunakan pupuk FABA supaya kita mengetahui data dan pertumbuhan seperti apa yang dihasilkan. Data ini penting ketika akan membesarkan program dengan target 200-300 hektar. Tentu harus dimulai dari langkah kecil dahulu sehingga bisa memberikan data yang akurat,” ujarnya.

Bupati Gunungkidul H. Sunaryanta yang hadir dalam agenda pruning sangat mendukung program pengembangan green economy ini. Bupati berharap program ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “tempat ini, mudah-mudahan nanti ke depan akan menjadi pintu gerbang dalam meningkatkan ekonomi di Gunungkidul, khususnya pengembangan green economy,” ujarnya. (Wd/Rd/Ag/Ind)

Humas Pemda DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: