02 Jan 2022

Pusat Ingatkan Penanganan Covid-19 Jangan Kendor

Yogyakarta (02/01/2022) jogjaprov.go.id – Seiring melandainya jumlah angka kasus positif Covid-19 di Indonesia, terkhusus Jawa-Bali, pemerintah pusat menemukan beberapa permasalahan serius. Apabila dibiarkan, bukan tidak mungkin, Indonesia akan mengalami badai Covid-19 kembali.

Menko Marinvest Luhut Binsar Pandjaitan pada rakor penanganan Covid-19, Minggu (02/01) mengungkapkan, permasalahan-permasalahan yang ditemukan ini adalah sesuatu yang fatal. Pada rapat yang digelar secara daring bersama Menkes, Menlu, Mendagri, Menhub, Gubernur se Jawa-Bali, Pangdam TNI, Kapolda se-Jawa Bali dan para ahli ini, memang dikhususkan untuk membahas permasalahan seperti turunnya angka tracing dan testing dan juga penggunaan aplikasi Peduli Lindungi yang semakin diabaikan.

Per 31 Desember 2021, Menteri Luhut menyatakan ada tambahan kenaikan level di 26 kabupaten/kota akibat rendahnya angka tracing dan testing meskipun positivity rate ada kurang dari 5%. Kenaikan level ini karena rendahnya jumlah angka tracing testing. Selain itu penggunaan aplikasi Peduli Lindungi di Jawa-Bali juga menurun drastis. Menteri Luhut mengungkapkan kekhawatirannya akan hal ini mengingat  saat ini kasus positif Covid-19 jenis Omicron semakin naik. 

“TNI, POLRI dan Dinkes untuk terus melakukan testing. Malah ada yang 0% di beberapa tempat. Saya paham kalau tidak ada kasus memang cenderung testing kendor, tapi ini serius. Jadi saya mohon untuk kabupaten, kota, provinsi meningkatkan hal ini, 75% penggunaan Peduli Lindungi pun menurun jumlahnya di beberapa Provinsi Jawa-Bali, harus waspada,” kata Luhut.

Saat ini, Sebanyak 137 kasus positif Covid–19 jenis Omicron telah ditemukan di Indonesia. Dari 131 negara di dunia yang menemukan kasus tersebut, Indonesia menduduki urutan ke-41. Hal inilah yang memacu pusat untuk menerapkan beberapa aturan ketat dalam mecegah persebaran Omicron lebih luas. Mengingat memang meningkat secara lebih cepat dari varian Delta dan Alfa, meskipun dengan fatality rate yang tidak separah jenis sebelumnya.

Pemerintah pusat menegaskan langkah-langkah antisipasi penanganan pandemi. Deteksi, menjadi langkah awal untuk mencegah penularan. Tes epidiemologi dan tes screening, meningkatkan rasio kontak erat yang dilacak, survellans genimik di daerah berpotensi dan penguatan surveilans di pintu masuk negara.

Teraputik, mealui langkat konversi TT 30-40% dari total RS, tenaga cadangan seperi mahasiswa tingkat akhir, dokter internship, koas, dan lainnya. Pengetatan syarat masuk RS dan peningkatan pemanfaatan isolasi terpusat. Vaksinasi dengan alokasi 50% minimal total populasi, sentra vaksianasi yang mudah diakses, syarat kartu vaksin saat melakukan perjalanan dan percepatan vaksin. Yang terakhir adalah implementasi PPKM dan pengetatan prokes. 

Menteri Luhut juga mempertimbangkan untuk menutup pintu masuk Indonesia bagi beberapa negara memiliki angka kasus Omicron yang tinggi. Namun negara mana saja yang akan menambah daftar negara yang dilarang masuk, lebih lanjut nanti akan diumumkan usai rapat. Pun dengan kewaspadaan terhadap lonjakan kasus pasca libur Natal dan Tahun Baru ini. Menteri Luhut pun memperingatkan agar daerah meningkatkan kewaspadaan mengingat penularan Omicron menyebar cukup cepat. Dirinya tidak ingin akibat lengah, seluruh usaha melindungi Indonesia dari Omicron akan berakhir sia-sia.

Wagub DIY KGPAA Paku Alam X yang turut menghadiri rapat dari Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyarta, mengamini apa yang disampaikan Menteri Luhut. Sri Paduka berkomitmen akan terus mendukung langkah pusat. DIY dijanjikan akan bersinergi bersama pusat untuk penanganan pandemi.

“DIY siap berkoordinasi, karena mekanisme penanganan sebetulnya sejak awal selalu kita koordinasikan dan telah tersetruktur. Harapan kami nanti tetap arahan-arahan kami koordinasikan bersama,” tutur Sri Paduka. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: