28 Okt 2022
  Humas DIY Berita, Agenda Kegiatan,

Ragapeksi, Simbol Komitmen Pelestari Budaya dan Pariwisata DIY

Sleman (27/10/2022) jogjaprov.go.id – Dinas Pariwisata DIY sangat mengapresiasi semangat “Ragapeksi”  yang menjadi simbol Hari Ulang Tahun yang ke-11 Royal Ambarrukmo Hotel (RAH), di Pendapa Agung RAH, Sleman, Kamis (27/10). 

“Ragapeksi” diwujudkan sebagai merak yang menandakan kesiapan dan juga kemantapan. Harapannya, di usia barunya ini, RAH akan dapat menapak lebih jauh, terbang lebih tinggi, dan mengepakkan sayap lebih luas. Termasuk juga mengungkapkan keindahan dan kelebihan serta kegembiraan yang dimiliki. Layaknya seekor burung merak yang menari memamerkan bulu indahnya atau ngikel. 

Di dalamnya pun terkandung sikap pasrah manekung untuk berdoa kepada Tuhan YME untuk harapan akan keberhasilan, kesuburan, dan ketentraman lahir batin. Namun demikian, sifat dan sikap ramah dan rendah hati yang mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi harus terus dilakukan.

Hal tersebut lantas ditindaklanjuti dengan sikap royal tamba, sebagai salah satu bagian pelestari budaya yaitu dengan Yasa Gangsa atau menciptakan gamelan serta mengadopsi 11 unsur sifat instrumen gamelan ke dalam visi dan misi yang masing-masing memiliki makna dan arti khusus yaitu 11 tahun, 11 langkah, dan 11 sikap. 

Pa kesemptan tersebut, Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan RAH juga konsisten terhadap pengembangan atau pelestarian dari budaya Ngayogyakarta Hadiningrat. “Usia RAH yang ke-11 tentu bukan usia yang muda lagi, di saat kemudian situasi yang sekarang ini serba tidak pasti, serba membingungkan, serba ketidakpastian, dan sangat komplek untuk kemudian diurai dan ini adalah merupakan satu situasi yang sulit bagi industri khususnya industri pariwisata,” jelasnya dalam pidato yang juga disaksikan GKBRAy. A. Paku Alam beserta para ibu perwakilan Forkomimda DIY.

Singgih menilai, RAH saat menapaki usia ini justru malah tumbuh berkembang luar biasa. “Dengan semangat dan dengan sebuah tema Ragapeksi yang kemudian akan menapak lebih luas, akan menjangkau lebih jauh, akan terbang lebih tinggi dan ini merupakan semangat yang luar biasa. Terbukti dengan hadirnya yang pertama adalah gamelan, yang beberapa waktu lalu telah di tandai digunakannya gamelan yang ada di Pendapa Agung ini,” urainya. 

Hal kedua yang menjadi perwujudan semangat itu adalah adanya wayang kulit satu set yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gamelan itu sendiri. Belum lagi aktivitas budaya lainnya yang kemudian akan menjadikan daya tarik bagi para wisatawan yang menginap di RAH ada jemparingan, yoga, dan sebagainya. 

“Saya kira ini bagian dari komitmen RAH untuk terus melestarikan budaya Yogyakarta sekaligus daya tarik bagi wisatawan. Saya sangat mengapresiasi hal ini karena sesuai dengan prinsip pariwisata di DIY yaitu Pariwisata berbasis budaya tentu ini adalah merupakan bagian dari implementasi dari visi tersebut,” ungkapnya. 

Harapannya, RAH dapat terus nguri-uri Kabudayan Jogjak yang akan menjadi daya tarik utama pariwisata. “Tentunya kita semua akan mendukung bersama teman teman industri pariwisata di DIY, sekali lagi selamat ulang tahun dan semoga selalu sukses dan kita diberikan kesehatan kemudahan dalam menjalankan aktivitas pariwisata dan ekonomi kreatif di masa kedepan di DIY,” tutup Singgih.

Di samping itu General Manager RAH Herman Courbois mengatakan bahwa pada momentum bertambahnya usia RAH, akan diberikan penghargaan kepada 11 pelestari budaya, dengan enam kategori. Keenam kategori tersebut yaitu Sustainable Cultural Preserver of Art Crafts, Sustainable Cultural Preserver of Education, Sustainable Cultural Preserver of Performing Arts, Sustainable Cultural Preserver of Enterpreneur, Sustainable Cultural Preserver of Gastronom, Sustainable Cultural Preserver of Batik and Lurik. “Hal ini kami lakukan karena kami sangat menghargai semua upaya yang dilakukan oleh para pelestari budaya khususnya budaya jawa,” ujarnya.

Sementara, Managing Director Ambarrukmo Group Haris Susanto mengatakan unsur angka 11 dapat diartikan siji-siji nyawiji yang didalamnya adalah satu persatu kita, atau sendiri-sendiri namun bisa melebur. “Nah disitu mungkin yang akan menjadi puncak atau mimpi dari kita sebagai entitas di Jogja dan juga mengikuti peran dan pesan dari Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur (DIY) untuk bagaimana kita bisa bergotong-royong maju bersama,” pungkasnya. [lis/fch/ind]

HUMAS DIY 






Bagaimana kualitas berita ini: