12 Jan 2024

Ribuan Tamu Banjiri Pahargyan Hari Kedua Dhaup Ageng Pakualaman

Yogyakarta (12/01/2024) jogjaprov.go.id - Setidaknya 4.000 tamu undangan dari berbagai kalangan baik tokoh masyarakat, budayawan, seniman, akademisi, pengusaha hingga pejabat menghadiri acara pahargyan atau resepsi hari kedua dhaup ageng Kadipaten Pakualaman di Bangsal Sewatama Kompleks Pura 1anPakualaman pada Kamis malam (11/01/2024). Pahargyan hari kedua yang menandai penghujung prosesi pernikahan agung Kadipaten Pakualaman ini menjadi perhelatan yang kental akan budaya Jawa dan penuh makna.

Dalam dhaup ageng itu, kedua mempelai yang tengah berbahagia yaitu Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Kusumo Kuntonugroho dan Laily Annisa Kusumastuti. BPH Kusumo Kuntonugroho merupakan putra kedua sekaligus anak bungsu Wakil Gubernur (Wagub) DIY dan Adipati Pakualaman KGPAA Paku Alam X dengan GKBRAA Paku Alam. Sedangkan Laily Annisa Kusumastuti merupakan putri pertama dari Tri Prabowo dengan almarhumah Wijayatun Handrimastuti.

Dari ribuan tamu undangan yang hadir dalam pahargyan hari kedua dhaup ageng di Pura Pakualaman tersebut, tampak menyempatkan diri datang eks vokalis band Nidji Giring Ganesha Djumaryo dan Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Ganjar mengaku mengenal Wagub DIY karena sering berkomunikasi, apalagi ketika dia masih menjabat Gubernur Jateng. Keduanya sering berbagi cerita ringan dan menyenangkan bersama. " Saya senang bisa datang dalam resepsi dhaup ageng ini. Mudah-mudahan kedua mempelai bahagia selalu, tentu saja menjadi keluarga sakinah, mawadah, dan warahmah,” ujarnya.

Dalam hajatan besar ini, Kadipaten Pakualaman memang mengundang ketiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Sebelum capres Ganjar, cawapres Mahfud MD yang merupakan Menko Polhukam hadir pada proses ijab atau akad nikah dhaup ageng dan capres Anies Baswedan yang merupakan Mantan Gubernur DKI Jakarta hadir pada resepsi hari pertama pada Rabu siang (10/01/2024).

" Selamat kepada kedua mempelai. Ini sebuah pernikahan agung yang mencerminkan tingginya nilai budaya Jawa yang ada di dalam seluruh rangkaian pernikahan hingga resepsi. Kami semua merasakan luhurnya adat budaya dan ini satu tradisi yang harus dijaga, dikembangkan dan dilestarikan, ” tuturnya.

Busana yang dikenakan pengantin pada saat Pahargyan hari kedua adalah kain batik motif Parang Indra Widagda. Harapannya agar pengantin bisa memegang teguh keteladanan Bathara Indra yang memperhatikan pendidikan bagi diri dan orang lain. Pada resepsi ini ditampilkan tiga beksan atau tarian yaitu Beksan Tyas Muncar, Bedhaya Wasita Nrangsmu dan Lawung Alit.

Panitia Dhaup Ageng Nyi Mas Tumenggung Sestrorukmi menjelaskan
Beksan Tyas Muncar menggambarkan pancaran hati remaja putri yang mengalami proses masa keremajaannya dengan penuh kebahagiaan sehingga dapat menapaki kehidupan selanjutnya dengan baik melalui aktivitas membatik. Beksan ini terinspirasi dari kecintaan Permaisuri KGPAA Paku Alam X terhadap iluminasi dalam naskah kuno skriptorium Pakualaman yang kemudian dialih wahana menjadi motif motif batik yang indah.

" Bedhaya Wasita Nrangsmu ditarikan tujuh orang penari putri yang merepresentasikan piwulang yang menjadi bekal bagi kaum perempuan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Selain kesabaran, rasa sumarah, kasih sayang, seorang perempuan juga harus mampu menangkap pasemon ‘ekspresi’ wajah suami dan anggota keluarga lainnya. Seorang wanita utama harus berpijak mengikuti piwulang agar senantiasa meraih keselamatan, ketentraman serta sentosa jiwa raga," lanjutnya.

Nyi Mas Tumenggung Sestrorukmi menyatakan penciptaan karya tari ini diilhami dari teks Sěrat Piwulang Estri yang ditulis KGPAA Paku Alam II. Wasita Nrangsmu dimaknai sebagai nasihat tentang pentingnya memahami ekspresi wajah. Sebelumnya, Pangeran Notokusumo atau KGPAA Paku Alam I (1812-1829) adalah putra Sri Sultan Hamengku Buwono I. Dalam Babad Pakualaman disebutkan bahwa tradisi pementasan Beksan Lawung yang ada di Keraton Yogyakarta dilestarikan di Pakualaman.

" Dinamakan Beksan Lawung karena penari memperagakan keterampilan menggunakan lawung atau tombak. Beksan Lawung Alit ini diperagakan empat peraga sebagai prajurit yang sedang berlatih kanuragan dan empat peraga penampil sebagai abdi dalem ploncon," tandasnya.

Berbeda dengan pahargyan hari pertama, para tamu undangan resepsi kedua ini dapat menyantap berbagai hidangan khas Pakualaman dan hidangan internasional secara prasmanan. Pilihan menu yang dihidangkan antara lain untuk minuman berupa sereh jeruk nipis, setup jambu, jus sirsak dan kopi. Ada kudapan berupa aneka jenang, aneka puding, sup, rujak es krim, salad dan sebagainya. Untuk menu utama ada bakmi Jawa, sate, potato beef dan sebagainya.

Pada Jumat (12/01/2024), prosesi pamitan dan kondur besan menutup rangkaian acara upacara Dhaup Ageng Pakualaman.
Seperti pada umumnya dalam masyarakat Jawa ketika telah usai suatu pertemuan akan diakhiri dengan berpamitan. " Dalam hal ini besan beserta keluarga yang telah tinggal beberapa hari di lingkup Pakualaman memohon diri pulang dengan terlebih dahulu berpamitan kepada KGPAA Paku Alam X dan Permaisuri beserta keluarga," pungkas Nyi Mas Tumenggung Sestrorukmi (Fn/Im/Rdi/Tsn/Rcd)

-HUMAS PEMDA DIY-

Bagaimana kualitas berita ini: