04 Nov 2023
  Humas DIY Berita,

Spektakuler, Campursari 120 Jam DIY Pecahkan Rekor MURI Dunia

Gebyar Musik Indonesia Campursari 120 Jam Nonstop DIY berhasil tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai pementasan terlama di dunia. Pementasan campursari terlama yang semakin mengkukuhkan Keistimewaan DIY ini sukses digelar di Anjungan DIY Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta sejak Minggu (29/10/2023) pukul 21.00 WIB hingga Jumat (03/11/2023) pukul 21.00 WIB.

Sebanyak 31 grup campursari dari DIY dan berbagai daerah lainnya berpartisipasi dalam kegiatan hasil kerjasama Badan Penghubung Daerah (Banhubda) DIY dengan Paguyuban Masyarakat Yogyakarta (Praja Jogja). Alhasil setelah digelar selama lima hari enam malam berturut-turut, pementasan campursari 120 jam nonstop ini berhasil meraih tiga piagam penghargaan MURI untuk Rekor Dunia sekaligus.

Tiga piagam penghargaan MURI untuk Rekor Dunia Nomor 11373/R.MURI/XI/2023 atas rekor pagelaran campursari secara nonstop terlama di dunia dengan bangga dianugerahkan kepada Pemda DIY, Praja Jogja dan Maestro Campursari Alm. Manthous. Piagam penghargaan Rekor MURI tersebut diserahkan kepada Pemda DIY yang diterima oleh Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DIY Agus Priono, Ketua Umum Praja Jogja Sastro Harjanto dan salah satu anak Alm. Manthous.

Kepala DPMPTSP DIY Agus Priono mewakili Pemda DIY mengaku bahagia dan ikut mangayubagyo atas pemecahan rekor MURI pementasan campursari terlama selama 120 jam nonstop ini. Mengingat perihal seni budaya sifatnya universal. Kerena sifatnya yang universal tersebut maka seni budaya dinilai sanggup mempersatukan semua aspek.

"Saya kira aspek seni budaya bisa mengademkan kita semua, termasuk campursari. Hari ini pecah rekor MURI campursari 120 nonstop oleh DIY. Acara ini sangat spektakuler berkat dukungan berbagai elemen dalam semua aspek. Yang jelas ini adalah suatu kebersamaan karena budaya bersifat universal," ujar Agus di Anjungan TMII Jakarta, Jumat malam (03/11/2023).

Agus mengungkapkan sebelumnya capaian membanggakan telah ditorehkan berupa penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO bulan lalu. Artinya aspek seni budaya itu adalah hal yang sangat penting bagi DIY. Seperti diketahui konsep Yogyakarta adalah kota budaya, bukan sebagai kota industri. Hal ini dikuatkan dengan salah satu aspek Undang Undang Keistimewaan (UUK) adalah urusan kebudayaan.

" Jadi tepat sekali, Praja Jogja mempersembahkan rekor MURI ini sebagai capaian tersendiri semakin mengukuhkan keistimewaan DIY. Tidak cukup hanya ini, campursari haruslah digelorakan hingga mancanegara alias mendunia. Saya yakin dengan pemecahan Rekor MURI ini akan membawa dampak signifikan tidak hanya bagi DIY tetap bagi Indonesia secara keseluruhan," tutur Agus.

Kepala Banhubda DIY Nugrohoningsih mengaku sangat bangga akan penampilan luar biasa dari 31 grup campursari atau sekitar 465 seniman dari DIY maupun luar daerah seperti Jawa Tengah (Jateng). Meskipun butuh banyak effort, pihaknya sangat bersyukur kegiatan pementasan campursari ini sukses dan berjalan lancar sehingga berhasil meraih Rekor MURI yang dipersembahkan bagi Pemda DIY.

" Kita akan pertahankan dan tingkatkan rekor ini bersama Praja Jogja nantinya. Banhubda DIY sendiri guna menindaklanjutinya akan menggelar perlombaan campursari tahun depan. Pementasan campursari ini merupakan salah satu upaya menjaga, merawat, mengemas dan mempublikasikan budaya Indonesia," katanya.

Nugrohoningsih mengapresiasi Praja Jogja dan seniman seniwati campursari yang telah berdedikasi dan berpartisipasi. Sehingga pementasan Gebyar Musik Indonesia Campursari 120 Jam Nonstop untuk memecahkan Rekor MURI pentas terlama dapat terlaksana. Praja Jogja dinilai sangat luar biasa telah menciptakan inovasi dalam kegiatan berkesenian dan berkebudayaan.

Pementasan ini diharapkan dapat dinikmati masyarakat baik melalui channel YouTube Banhubda DIY, Praja Jogja maupun Penggemar Wayang Ki Seno Nugroho (PWKS) Jabodetabek selama lima hari enam malam berturut-turut Banhubda DIY sekaligus menaruh harapan besar, selain menawarkan hiburan, seluruh rangkaian acara ini dapat memberikan kebaikan bersama.

Ketua Panitia Gebyar Musik Indonesia Campursari 120 Jam Nonstop, Sastro Harjanto mengatakan acara ini dalam rangka mencatatkan kembali Rekor MURI pentas terlama. Ratusan seniman campursari baik dari DIY maupun luar DIY yang dilibatkan. Sebelumnya, kegiatan serupa pernah dilaksanakan selama 100 jam di Wonogiri dan 90 jam nonstop di Gunungkidul pada 2018 lalu.

" Kita bersyukur bisa mewujudkan sebuah impian dan semangat para seniman yang selama ini terus berkarya melestarikan seni campursari. Kemudian disatukan dalam kegiatan pentas seni campursari 120 jam nonstop ini. Warnanya mampu menghiasi setiap sudut - sudut, khususnya dimana populasi warga Jawa berada hingga saat ini," tuturnya.

Sastro menyampaikan kegiatan ini sekaligus didedikasikan bagi sang maestro pembuat genre musik populer Jawa yaitu Alm.Manthous. Sang maestro campursari asal Gunungkidul ini telah memberikan warisan berharga karya seni yang menjadi bagian dari kehidupan di masa kini. Selain itu, pihaknya berterima kasih atas dukungan Pemda DIY melalui kucuran Dana Keistimewaan (Danais) dan sejumlah pendukung lainnya

" Melalui kegiatan ini, Praja Jogja mencoba mensinergikan pementasan campursari menjadi satu kesatuan supaya nilai-nilainya tetap terjaga dan lestari. Praja Jogja siap bekerjasama dengan berbagai yang ingin berkarya dan berkreasi sesuai dengan ruang lingkup Praja Jogja itu sendiri," tandas Sastro.

Ketua Umum Praja Jogja ini menekankan dunia harus mengetahui bahwa campursari telah menjadi salah satu identitas keistimewaan DIY dan salah satu epicentrum kebudayaan Indonesia ada di DIY. Praja Jogja juga senantiasa berperan aktif, baik terus berkreasi dan memberikan inspirasi bagi semua pihak.

" Pengurus MURI telah memverifikasi sebuah kegiatan pencatatan superlatif yaitu terlama yang luar biasa penampilan campursari selama 120 jam nonstop. MURI memutuskan acara ini bukan pemecahan rekor Indonesia tetapi rekor dunia. DIharapkan ajang pencatatan ini menjadi momentum bangkitnya kembali kebudayaan Indonesia. Semoga campursari menjadi mahakarya dari Jogja untuk Dunia," imbuh perwakilan MURI.

Bagaimana kualitas berita ini: