13 Mar 2022

Sri Sultan Mangayubagya Penobatan Adipati Mangkunagoro X

Surakarta (12/03/2022) jogjaprov.go.id - Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama GKR Hemas menghadiri agenda Penobatan Adipati Mangkunagoro X. Demikian halnya Adipati Puro Pakualaman KGPAA Paku Alam X dan istri GKBRAy A. Paku Alam juga tampak di lokasi. Prosesi penobatan dilakukan di Pendapa Agung Puro Mangkunegaran, Keprabon, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (12/03) pukul 10.00 WIB.

Pada agenda yang juga dihadiri Presiden RI Joko Widodo itu, Gusti Pangeran Harya Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dinobatkan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunagoro X. Takhta resmi disandang Gusti Bhre setelah sang ibu, Gusti Kanjeng Putri Mangkunagoro IX sebagai permaisuri KGPAA Mangkunagoro IX mengukuhkan sang putra dengan menyematkan keris Kanjeng Kiai Wangkingan. Penobatan ini dilakukan tujuh bulan setelah ayahanda, KGPAA Mangkunagoro IX wafat pada 13 Agustus 2021. Saat ini, KGPAA Mangkunagoro X merupakan raja termuda yang bertakhta di Wangsa Mataram.

Seusai dinobatkan, KGPAA Mangkunagoro X membacakan Prasetya yang berisi lima janji serta Sabda Dalem. Dalam Sabda Dalem yang disampaikan, KGPAA Mangkunagoro X menyebutkan pentingnya sinergi antara Puro Mangkunegaran dan pemerintah. “Saya mengajak seluruh masyarakat Mangkunegaran dan Indonesia, khususnya Surakarta, untuk bersama-sama mengamalkan nilai-nilai luhur yang diajarkan kepada kita," ujar Mangkunagoro X.

Menurut Kanjeng Gusti Mangkunagoro X, melestarikan dan terus mengembangkan kebudayaan Mangkunegaran menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari perjalanan peradaban bangsa. “Tentunya kita harus bekerja dan memberikan kontribusi nyata dan bermakna bagi nusa dan bangsa Indonesia," lanjutnya.

Dalam pandangannya, Puro Mangkunegaran harus dapat bertransformasi dan tidak boleh terjebak kejayaan masa lalu. "Puro Mangkunegaran tidak boleh terlena dalam euforia kejayaan masa lalu. Warisan sejarah pura bukan hanya suatu hal yg semata-mata harus dirayakan, melainkan harus diantisipasi pasang dan surutnya agar pura tetap jadi pusat budaya dan sejarah yg tidak tergerus perkembangan zaman," ujarnya.

KGPAA Mangkunagoro X menyadari bahwa bahwa Puro Mangkunegaran memiliki warisan budaya luhur yang tidak serta merta dapat diturunkan secara biologis. “Namun, berusaha mlampahaken (menjalankan), sebagai dapat diwariskan pada generasi yang akan datang," tutup Kanjeng Gusti Mangkunagoro X.

Selain membacakan prasetya, KGPAA Mangkunagoro juga berjanji untuk mengamalkan Tri Dharma Mangkunegaran yakni mulat sarira hangrasawani, rumangsa melu handarbeni, dan melu hangrungkebi. Tiga hal ini merupakan beberapa upaya dalam mempertahankan dan melestarikan kebudayaan.

Adapun Sri Sultan, berharap agar Mangkunagoro X dapat melaksanakan apa yang telah disampaikan pada pidatonya. "Tadi dalam pidato kan membahas tentang kebudayaan, semoga bisa dilaksanakan saja selanjutnya," jelas Sri Sultan.

Sementara, Sri Paduka turut menyampaikan harapan mengingat Kanjeng Gusti Mangkunagoro X masih berusia muda. "Sebagai generasi milenial, Kanjeng Gusti Mangkunagoro X tentu lebih bisa mengakomodir perkembangan yang ada tanpa tercerabut dari akar budayanya," harap Sri Paduka.

Agenda penobatan ini juga dihadiri putra, menantu, serta cucu Sri Sultan dari Kasultanan Yogyakarta seperti GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Hayu, GKR Bendara, KPH Wironegoro, KPH Notonegoro, KPH Yudanegara serta RM. Dhrastya Wironegoro. [Vin]

HUMAS DIY

 

Bagaimana kualitas berita ini: