24 Mei 2022
  Humas DIY Berita,

Sri Sultan : Strategi Budaya Tidak Akan Membuat Masyarakat Tidak Sejahtera

Yogyakarta (24/05/2022) jogjaprov.go.id – Menerapkan strategi budaya dalam kehidupan sehari-hari maupun pemerintahan adalah bukan hal yang perlu dikhawatirkan. Bisa dipastikan, anggapan mengenai strategi budaya yang akan membuat masyarakat menjadi miskin, tidak sejahtera dan terbelakang adalah salah.


Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan hal demikian saat bertindak sebagai pemateri pada acara Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat 1 Angkatan LIII 2022 Lembaga Adinistrasi Negara (LAN) RI, Selasa (24/05) di Gedhong Pracimasana, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Pelatihan yang diwadahi LAN RI ini diikuti oleh ASN, Polisi, BUMN, serta provinsi-provinsi yang sedang melakukan pelatihan untuk menjadi Eselon 1 yaitu jabatan setingkat Dirjen dan Sekjen.


Pada materi tematik dengan tema Strategi Kebudayaan dalam Memperkuat Integrasi Bangsa ini, Sri Sultan menjelaskan, berdasarkan pengalaman DIY, pendekatan budaya bukan sama sekali merupakan sesuatu yang kuno. Melalui pendekatan budaya, masa depan bangsa bisa dibangun dengan lebih humanis. Menurutnya, bahkan strategi budaya ini telah terserap dengan baik di DIY melalui reformasi birokrasi.


“Budaya-budaya itu bukan dicermati sekedar orang-orang joget, berkesenian dan tradisi saja. Budaya itu sama dengan peradaban. Berarti apa, karya manusia didasari karena cipta, rasa, karsa itu akan menjadi karya. Ya karya-karya itulah produk budaya apapun itu bentuknya, bahkan teknologi juga bisa disebut budaya yang memudahkan pekerjaan misalnya,” urai Sri Sultan.


Sri Sultan menyoroti banyak pihak yang takut menerapkan strategi budaya karena menurut mereka hal itu identik dengan kemiskinan. Padahal menurut Sri Sultan hal ini tidak ada hubungannya sama sekali. “Sejahtera ataupun tidak sejahtera kan tidak ada hubungannya dengan penerapan strategi budaya. Pekerja kesenian sebagai representasi budaya juga akan tetap hidup jika penghasilannya tinggi, pun buruh pabrik, tidak sejahtera apabila dibayar rendah. Sejahtera Itu tergantung upah yang diberikan bukan pada aspek pekerjaannya apa. Tidak ada relevansinya kaya miskin tergantung penghasilannya seperti apa, incomenya seperti apa,” tegas Sri Sultan.


Untuk itu, Sri Sultan mengatakan agar jangan takut menggunanakan pendekatan budaya, karena lebih humanis dan lebih guyub. Tidak bisa dikatakan bahwa budaya identik dengan sesuatu yang berbau tradisional. Hal ini karena budaya berubah sesuai zamannya, akan terus bergerak mengembangkan diri.


Kepala LAN RI Adi Suryanto mengatakan, dirinya datang bersama para peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat 1 yang sedang mengambil kelas strategi budaya. Penting untuk para peserta pelatihan untuk mendapatkan pengetahuan dan dasar mengenai bagaimana membangun integrasi bangsa. “Saya kira sangat cocok kita ke sini karena Yogyakarta sebagai daerah istimewa yang memiliki keistimewaan di bidang kebudayaan, di mana pembangunannya juga sangat ramah dengan kebudayaan. Strategi kebudayaan yang diterapkan saya harap bisa menginspirasi kawan-kawan,” ungkap Adi.


Menurut Adi, DIY telah menerapkan strategi kebudayaan hampir di dalam setiap kegiatan pemerintahan termasuk dalam pelayanan publik dan pelayanan masyarakat. Hal inilah yang menjadikan dirinya dan rombongan merasa DIY adalah tempat paling tepat untuk belajar.


“Ngarsa Dalem tadi membagikan pengalaman dan kami diskusi mengenai kebudayaan, terkait dengan konsep keistimewaan dan sebagian kebudayaan itu diterapkan dalam setiap program pembangunan sampai ke tingkat-tingkat masyarakat, di tingkat komunitas juga. Jadi pembangunan itu tidak harus diartikan secara fisik tapi yang non fisik dan tata nilai itu juga menjadi penting untuk kita lakukan,” tutup Adi.


Pada kesempatan tersebut, Sri Sultan juga turut didampingi oleh Penjabat Walikota Kota Yogyakarta Sumadi, Paniradya Pati Benny Suharsono, serta Kepada Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi beserta beberapa tamu undangan yang lain. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: