30 Jul 2023

Tak Sekedar Tekan Pengangguran, Padat Karya Infrastruktur Buka Akses Desa

Bantul (30/07/2023) jogjaprov.go.id - Program Padat Karya Infrastruktur yang digulirkan Pemda DIY melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY untuk membuka akses desa berupa pembangunan jalan desa mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Warga menilai program padat karya infrastruktur yang berasal dari kucuran APBD BKK Pemda DIY tersebut sangatlah istimewa manfaatnya.

Tak sekedar bermanfaat dalam hal penyerapan tenaga kerja atau menekan pengangguran, program padat karya juga memberikan manfaat dalam peningkatan akses untuk pertumbuhan potensi ekonomi, membuka akses desa dan peningkatan infrastruktur pertanian
Hal tersebut sejalan dan mendukung visi misi Gubernur yang difokuskan pada Reformasi Kalurahan

Salah satu manfaat program padat karya infrastruktur berupa membuka akses desa dirasakan warga RT 05 dan RT 06 Dusun Wunut, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri,  Kabupaten Bantul. Setelah menanti puluhan tahun, akhirnya warga di kedua RT Dusun Wunut yang terletak di wilayah Kalurahan Sriharjo Imogiri paling timur tersebut bisa mendapatkan akses jalan desa yang layak. Sebelumnya warga tidak memiliki akses jalan yang layak karena tinggal di area perbukitan yang cukup terjal.

Awalnya banyak warga tinggal di bawah perbukitan namun karena banjir maka warga pindah ke atas. Satu-satunya jalan yang ada adalah jalan setapak tanah yang hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Jika hujan tiba maka akan berubah menjadi tanah berlumpur yang semakin sulit dilewati. Jalan setapak yang tak bisa dibilang mudah dan menguji nyali warga yang melintas.

Saat ada keperluan atau keadaan darurat, warga terpaksa harus memutar cukup jauh melalui Mangunan. Begitu pula dengan anak-anak sekolah yang juga harus memutar jalan agar bisa sampai di sekolahnya. Namun, cerita itu telah berakhir setelah RT 05 dan 06 Dusun Wunut Kalurahan Sriharjo mendapatkan program padat karya infrastruktur APBD BKK Pemda DIY total sebesar Rp 400 juta terdiri dua paket untuk corblok jalan desa pada 2023 ini.

Warga RT 06 Dusun Wunut Sriharjo Imogiri yang ikut berpartisipasi dalam program padat karya infrastruktur tersebut, Mbah Sukir mengaku pembangunan jalan desa ini telah mengubah kondisi dusunnya. Awalnya cuma jalan setapak yang digunakan warga untuk ke hutan atau bertani dengan jalan kaki. " Dulu cuma ada jalan setapak untuk jalan kaki ke hutan dan kebun, sekarang sudah ada jalan desa yang bagus sehingga bisa dilewati anak cucu nantinya. Terima kasih sudah dibuatkan jalan ini," ucapnya.

Warga lain yang juga merasakan manfaat jalan desa dan sekaligus ikut program padat karya infrastruktur ini adalah Hari. Wilayah RT 05 dan 06 Dusun Wunut Sriharjo dulunya tidak memiliki akses jalan. Warga terpaksa lewat jalan alas yang masih tanah jika ingin ke hutan dan apabila ingin keluar dusun harus memutar cukup jauh dan membutuhkan waktu. Adanya jalan desa ini juga mendukung pengembangan ekonomi desa melalui potensi wisata alam serta akses jalan warga setempat jika mau ke wilayah lainnya.

" Saya lahir disini dan sangat mencintai desa Wunut dan ingin sampai tua di sini. Saya ingin membantu membangun Wunut dengan kemampuan saya supaya lebih baik lagi dari sebelumnya. Alhamdulillah sekarang dapat bantuan untuk corblok jalan desa sehingga bisa dilalui motor. Semoga bisa diperbaiki lagi dan dijaga lebih baik," tuturnya.

Sementara itu, Ketua RT 06 Dusun Wunut, Subandi menyampaikan corblok jalan desa ini intinya membuka akses jalan yang menghubungkan wilayah RT 05 dan 06 Dusun Wunut. Program yang dimulai 2 hingga 24 Juni 2023 ini mengerahkan setidaknya 52 tenaga kerja yang notabene warga dusun setempat dan sekitarnya. Para warga guyub rukun dan bersemangat bekerja meskipun medan jalan yang di corblok sulit dan terjal sehingga semua material diangkut dari bawah menggunakan sepeda motor.

" Seluruh warga yang ada di kedua RT sangat bersemangat dan guyub bersama -sama membuat jalan desa ini, semuanya mendukung. Semoga adanya jalan desa ini bisa menambah perekonomian warga, terlebih didukung adanya potensi wisata alam yang sangat bagus dan asri pemandangannya," tandas.

Sebelum terlaksana, keinginan warga tersebut disampaikan kepada Wakil Ketua DPRD DIY Alm. Suharwanta saat mengunjungi dusun tersebut. Banyak cerita menyedihkan di dusun yang sama sekali belum memiliki jalan desar. Bayangkan warga jika ingin berkunjung ke saudara atau ke tempat lain harus memutar kira-kira sejauh 12 kilometer melalui Mangunan. Di tengah keprihatinan tersebut, warga dusun justru bersemangat membangun jalan desa tersebut.

"Kondisi area untuk dibuat jalan sebenarnya ada yang tidak feasible, namun karena warga semangat dan mau swadaya maka dibangunlah. Lahan seluas 1 hektar yang dipakai untuk pembangunan jalan pun tidak ada ganti rugi, semua atas kemauan, kerelaan dan keikhlasan warga setempat. Kita hanya memfasilitasi melalui program padat karya sejak 2022 lalu untuk pembukaan trase jalan dilanjutkan dengan pengecoran jalan desa menggunakan BKK APBD DIY ke Pemkab Bantul untuk pengecoran jalan desa," ungkapnya

Suharwanta menjelaskan pengecoran dilakukan untuk ruas jalan desa sepanjang 1.200 meter dengan lebar 5 meter ini sudah selesai dikerjakan sehingga berhasil menghubungkan antara Imogiri dengan Mangunan. Selain itu, juga membuka konektivitas destinasi wisata antara satu dengan yang lainya, terlebih Dusun Wunut memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan. Konektivitas inilah yang diharapkan bisa membangkitkan perekonomian dan mengangkat kesejahteraan masyarakat di desa tersebut.

" Ini gawe nya warga Wunut, yang dampak sampingannya bisa membuka akses antar wilayah dan antar destinasi wisata. Masih banyak wilayah seperti Wunut yang tercecer dan tidak terpantau. Kita harus berpikir keadilan sosial, negara harus hadir di tengah masyarakat. Masyarakat diharapkan bisa terus menyuarakan aspirasinya," tambahnya.

Lurah Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah menuturkan program ini berangkat dari kebutuhan warga akan akses jalan yang lebih baik guna menghubungkan antara RT 05 dan RT 06 di padukuhan Wunut. Setidaknya 40-an KK di wilayah RT tersebut masih bermukim di atas dan lereng bukit yang tidak mempunyai akses jalan ke area bawah. Dulu, jika warga ingin pergi ke kalurahan atau fasilitas kesehatan di Sriharjo, mereka harus memutar melewati Mangunan. Situasi ini menjadikan warga berkeinginan membuka akses jalan yang dimulai dengan mematok lahan sejak beberapa tahun lalu.

“ Keluh kesah dan keinginan warga tersebut langsung disampaikan kepada Wakil Ketua DPRD DIY Suharwanta saat berkunjung ke lokasi. Gayung bersambut, beliau lantas memberikan solusi warga dengan memanfaatkan anggaran padat karya non material untuk membuka bakalan jalan pada 2022. Pada 2023 ditindaklanjuti dengan kucuran anggaran BKK senilai Rp 400 juta dibagi dua tahap untuk corblok jalan desa," tuturnya.

Titik menjelaskan setidaknya 100-an warga setempat dan sekitar padukuhan dengan semangat luar biasa dikerahkan bahu membahu bergotong royong membangun jalan desa. Meskipun situasi di sana sangat terjal dan sedemikian ekstrim, warga rela mengorbankan tenaga dan waktunya demi membuka akses jalan maupun wisata antara Mangunan dengan Sriharjo. Warga yang mengikuti program padat karya infrastruktur yang bertujuan mengurangi pengangguran ini jumlah hari orang kerja atau HOK adalah 52 orang selama 20 hari per paket. Sedangkan besaran upah yang diterima untuk Kepala Kelompok Rp 90 ribu/hari, Tukang Rp 80 ribu/hari dan Pekerja Rp 70 ribu/hari.

Harapan besarnya bisa berkolaborasi bersama-sama dan memunculkan spot wisata baru sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan warga setempat. Tidak kalah pentingnya bisa membuka dan memudahkan akses jalan bagi kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil atau orang sakit ketika harus mengakses fasilitas kesehatan yang selama ini sulit sekali. “ Dulunya, Ibu hamil yang tinggal di RT 06 Dusun Wunut jika akan melahirkan harus di tandu memakai kursi dan bambu naik ke atas baru bisa pakai mobil serta memutar jalan untuk sampai ke fasilitas kesehatan,” imbuhnya.

Manfaat lainnya kata Titik, mampu meningkatkan perekonomian setempat melalui pengembangan wisata khususnya mendukung infrastruktur fisik wisata. Potensi wisata yang bisa dikembangkan berupa wisata alam yang menawarkan pemandangan hijau perbukitan nan asri dan sungai yang menyejukkan. Ada pula, potensi budaya tradisi seni pertunjukan lalu potensi kuliner tempe koro yang disajikan dengan tiwul dan sambal terong nan lezat.

"Termasuk mendorong adanya homestay berstandar internasional agar warga bersemangat dan berlomba mengembangkan potensi wisata setempat. Kami juga mendapatkan alokasi Danais 2023 ini untuk skema padat karya istimewa di dusun lainnya. Intinya, masyarakat desa sudah merasakan langsung murakabi atau manfaat Danais," terang Titik.

Kepala Disnakertrans DIY, Aria Nugrahadi menyampaikan pihaknya melakukan fasilitasi program padat karya yang menyasar 672 lokasi di DIY pada 2023. Program padat karya 2023 ditujukan untuk pemberian kerja, bagi penganggur, setengah penganggur dan bagi warga miskin. Kali ini, sebanyak 34.656 orang mengikuti program padat karya selama kurang lebih 18 hari.

"Program padat karya dilaksanakan melalui 3 skema, yaitu padat karya reguler melalui bantuan keuangan kepada kabupaten, padat karya tata nilai keistimewaan melalui bantuan keuangan pada kalurahan yang menggunakan alokasi Danais dan padat karya potensi desa," katanya.

Selain mampu menyerap tenaga kerja, Aria menyampaikan program padat karya ini memberikan manfaat dalam peningkatan akses untuk pertumbuhan potensi ekonomi. Kemudian membuka akses desa dan peningkatan infrastruktur pertanian yang sejalan serta mendukung visi misi Gubernur DIY yang difokuskan pada Reformasi Kalurahan.

" Untuk pembangunan jalan desa di Dusun Wunut Sriharjo Imogiri di atas masuk dalam program padat karya reguler yang menggunakan alokasi APBD BKK Pemda DIY melalui Disnakertrans Bantul bukan dari anggaran keistimewaan" ungkapnya.

Aria menjelaskan perbedaan padat karya menggunakan Danais adalah pada output kegiatannya tidak hanya berhenti sampai dengan program padat karya bisa menyerap tenaga kerja pada saat pengerjaannya, tetapi ketika infrastruktur yang dilakukan melalui padat karya itu sudah bisa terwujud. Sehingga diharapkan ada outcome peningkatan potensi ekonomi yang ada di wilayah perdesaan.

" Secara keseluruhan program padat karya ini sudah terlaksana lebih dari 80 persen. Sesuai tujuan semula, tujuan utamanya untuk pemberian kerja dalam kurun waktu tertentu atau sekitar 18 hari. Tetapi disisi lain juga dihasilkan infrastruktur pedesaan," paparnya.

Menurut Aria, apabila diukur rerata dari infrastruktur pedesaan yang telah diselesaikan sebanyak 672 paket sampai saat ini. Semisal satu paket menghasilkan kita-kira 300 meter infrastruktur, maka melalui program padat karya ini menghasilkan lebih dari 200 kilometer infrastruktur baik itu jalan atau akses infrastruktur pendukung pertanian atau irigasi. (Fn/Hr/Im/Sd/Fe)

- HUMAS DIY-

Bagaimana kualitas berita ini: