31 Mei 2023

Tingkatkan Toleransi, DIY Berperan Aktif Pada Konferensi Dialog Antar Kota oleh KAICIID

Yogyakarta (31/05/2023) jogjaprov.go.id – Belasan akademisi, praktisi serta birokrat muda DIY berpartisipasi dalam Dialog Antarkota yang diinisiasi King Abdullah bin Abdulaziz International Centre for Interreligious and Intercultural Dialogue (KAICIID). Acara ini berlangsung pada Minggu (28/05) hingga Selasa (30/05) lalu di Bangkok, Thailand.

Diketahui, sebelum penyelenggaraan acara ini, KAICIID pernah menemui Wagub DIY KGPAA Paku Alam X pada Senin (23/05) tahun lalu. Pertemuan yang berlangsung di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. KAICIID pada saat itu meminta langsung keterlibatan perwakilan DIY yang terkenal sebagai city of tolerance untuk ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh KAICIID. Keharmonisan di DIY perlu disosialisasikan, dipublikasikan, digelorakan ke berbagai lapisan masyarakat.

Konferensi ini bertujuan untuk mempromosikan pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana kota-kota di Asia Tenggara memanfaatkan potensi dialog untuk mencapai harmoni dan kerjasama, menjembatani perbedaan budaya, etnis, dan agama. Hal ini karena setiap kota, dengan perpaduan budaya dan agama yang unik, menghadapi tantangan khusus dan menerapkan strategi yang beragam untuk memupuk saling percaya, dialog, dan pembelajaran.

Pada perhelatan tersebut, tercatat belasan praktisi, akademisi dan birokrat hadir dan berpartisipasi aktif. 4 orang birokrat Pemda DIY yaitu masing-masing Vano Aprilio Aryaprima dari Biro Bina Mental Spiritual Setda DIY, Nur Ahmad Ghojali dari Kemenag DIY, Gregorius Sri Nurhartanto dari Forum Kerukunan Umat Beragama/ FKUB Yogyakarta, dan I Gede Suwardana mewakili Penyuluh Agama Hindu Kemenag Bantul, tercatat mengikuti kegiatan tersebut. Pun dari akademisi, hadir Iqbal Ahnaf dari UGM, Wiwin Siti Aminah Rohmawati dari UNU Yogyakarta, Suhadi Cholil dari UIN Sunan Kalijaga, Endah Setyowati dari UKDW, dan Dicky Sofjan dari ICRS-Yogyakarta.

Sementara, tercatat dari unsur praktisi, Nur Solikhin mewakili Gusdurian Yogyakarta, Ahmad Shalahuddin Mansur mewakili Young Interfaith Peacemaker Community, Pdt. Kristi mewakili Srikandi Lintas Iman, dan Yulianti mewakili Vihara Budha Karangdjati turut hadir. Termasuk di dalam praktisi tersebut adalah unsur perempuan dan pemuda.

Manajer Program Senior untuk Program Wilayah Asia KAICIID, Mike Walter menjelaskan, Konferensi Dialogue Cities Southeast Asia adalah platform untuk meningkatkan pemahaman agama. Bagaimana kota-kota berfungsi sebagai inkubator dan laboratorium di mana pembangunan komunitas antar agama dan antar budaya mempengaruhi jutaan orang di wilayah ASEAN.

“Setiap kota memiliki struktur dan metode unik untuk mempromosikan harmoni, saling pengertian, dan kerjasama. Tujuan kami adalah memfasilitasi dialog regional tentang pendekatan-pendekatan yang paling efektif untuk saling berbagi tentang pengetahuan dan praktik dialog,” kata Walter.

Dalam forum ini peserta menjadi bagian dari kelompok kerja yang berfokus pada tema-tema dialog seperti peran dialog dalam kebijakan publik, perempuan dan dialog antaragama, riset untuk dialog, serta peran pemuda dalam dialog. Tema-tema tersebut menekankan pentingnya dialog terbuka dan saling menghormati, partisipasi aktif dari semua sektor masyarakat, dan langkah-langkah konkret menuju dialog dan kehidupan yang damai. Para peserta juga menyoroti potensi kota-kota di Asia Tenggara sebagai pemimpin dunia dalam mempromosikan dialog antar iman dan antar budaya serta pentingnya kerjasama regional. (uk)

Humas Pemda DIY

Bagaimana kualitas berita ini: